Gelar Kuliah Tamu, Prodi Teknik Pertanian Faperta Unhas Hadirkan Pembicara dari Kasetsart University Thailand dan Universiti Putra Malaysia

Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Unhas selenggarakan Kuliah Umum dalam rangka Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM). Hadir sebagai pembicara, Dr. Wanrat Abdullakasim dari Department of Agricultural Engineering Kasetsart University Thailand dan Prof Ts. Dr. Hajah Rosnah Shamsudin dari Department of Process and Food Engineering. Universiti Putra Malaysia. Kegiatan berlangsung mulai pukul 13.00 WITA hingga selesai (6/9).

Mengawali kegiatan, Dr. Ir. Mahmud Achmad, MP selaku moderator memperkenalkan profil kedua narasumber serta topik yang akan dibawakan. Ia mengatakan bahwa topik yang akan dibawakan sangat penting bagi mahasiswa pertanian terutama Prodi Teknik Pertanian.

“Saya rasa topik hari ini sangat sayang untuk dilewatkan karena narasumber kita hari akan membahas terntang Smart Agriculture dan Palm Oil Processing. Kita semua berharap bahwa hari ini kita dapat saling berbagi ide maupun pandangan baru,” ujarnya.

Dr Wanrat mengungkapkan apresiasinya atas sambutan hangat dari Fakultas Pertanian Unhas. Ia mengatakan bahwa sebuah kehormatan baginya untuk dapat berdiri membawakan materi terkait bidang keahliannya. Harapannya agar materi yang ia bawakan dapat membawa mahasiswa untuk lebih mengenal bidang ilmu mereka.

Smart agriculture pada dasarnya merupakan pemanfaatan teknologi pada bidang pertanian. Data pertanian yang dikumpulkan akan dimuat dalam suatu platform dan kontrolnya akan dibantu oleh alat sehingga petani tidak harus lagi melakukan pengecekan berkala secara manual,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa alasannya membawakan topik smart agriculture dikarenakan iklim di Asia Tenggara termasuk Indonesia, Thailand, dan Malaysia relatif serupa yaitu beriklim tropis. Tercatat pula bahwa nilai pasar dari hasil pemanfaatan metode smart farming di Thailand menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Prof Rosnah dalam materinya tentang palm oil processing bahwa produksi minyak kelapa sawit dapat menguntungkan berbagai pihak mulai dari penanam pohon kelapa sawit, pekerja di ladang dan kilang produksi, dan keuntungan bagi pemerintah karena hasilnya dapat dijual ke negara lain.

“Namun masalah utama di Malaysia adalah kurangnya sumber daya alam kelapa sawit. Itulah mengapa ketika terjadi covid-19, produksi minyak kelapa sawit menurun karena impor bahan baku kelapa sawit dari Indonesia terhenti,” tuturnya.

Prof Rosnah juga menambahkan bahwa masalah kedua yang dihadapi yaitu adanya hama yang menyerang pohon kelapa sawit sehingga menyebabkan pohon kelapa sawit banyak yang mati. Di akhir pemaparannya, ia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan dari kuliah tamu hari ini dapat menghasilkan ide kolaboratif dari konsep smart farming yang dibawakan oleh Dr Wanrat sebelumnya untuk mengatasi masalah-masalah yang masih dihadapi.