Prodi Teknik Pertanian Faperta Unhas Fasilitasi Kuliah Umum Bersama Narasumber dari IPB

Program Studi Teknik Pertanian Faperta Unhas Fasilitasi kuliah umum bertajuk, “Peran Mesin Pertanian dalam Pengembangan Industri Pertanian dan Pemodelan Pertanian Berbasis Big Data.” Digelar di lt 1 Aula Faperta (21/6) mulai pukul 14.00 WITA hingga selesai.

Mengawali kegiatan, Dekan Faperta Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc dalam sambutannya menucapkan rasa terima kasih atas kunjungan dua narasumber dari IPB.

“Terima kasih kepada narasumber kita yang telah meluangkan waktunya yang sangat sibuk demi membagi ilmunya pada kita sekalian,” ungkap Prof Salengke. 

Hadir sebagai narasumber, Dr. Ir. Desrial, MEng., IPU selaku Ketua Umum Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) sekaligus Direktur Yanmar Agricultural Research Institute IPB dengan judul materi “Peranan Alat dan Mesin Pertanian dalam Pengembangan Industri Pertanian.”

Desrial dalam pemaparannya menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang menempati posisi besar dari sisi tenaga kerja pertanian. Tenaga pertanian Indonesia saat ini mencapai 29% dibandingkan dengan tenaga kerja pertanian di negara lain.

Namun pada kenyataanya, meskipun angka tenaga kerja tersebut tergolong besar, sebagian pertanian di Indonesia masih bergantung pada impor. Menurut Desrial, hal tersebut sangat tidak optimal jika dibandingkan dengan Jepang yang hanya berjumlah 3% serta Amerika yang hanya berjumlah 2%.

“Kedua negara tersebut mampu mengoptimalkan sektor pertaniannya karena memanfaatkan SDM, SDA, teknologi infrastruktur secara maksimal untuk bisa mencapai target. Bukan hanya kebutuhan primer yang membutuhkan teknologi maksimal dalam pengolahannya tetapi juga kebutuhan tersier,” jelasnya.

Hadir pula Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr selaku Kepala Divisi Teknik Sumber Daya Air IPB membawakan materi dengan judul “Pemodelan Pertanian Berbasis Big Data dalam Menunjang Pengembangan Industri Pertanian.

Prof Budi memaparkan bahwa teknologi yang berkaitan dengan sektor pertanian telah berkembang sangat pesat. Ia membandingkan teknologi saat ini dengan puluhan tahun lalu yang masih banyak mengandalkan tenaga manusia.

Baginya, berusaha untuk mendalami teknologi yang berhubungan dengan pertanian sangatlah penting untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Ia mencontohkan dengan memanfaatkan teknologi berbasis big data yang dapat dimanfaatkan dalam penanaman.

“Lahannya jangan terlalu kecil, jangan pula terlalu luas. Tanahnya jangan terlalu becek, jangan pula terlalu kering agar dapat dimasukkan alat pertanian industri. Kunci keberhasilan pertanian modern adalah alatnya,” paparnya.