Syngenta Goes to Campus Hasanuddin, Perkenalkan Pertanian Inovatif kepada Mahasiswa dan Alumni Fakultas Pertanian

Syngenta Indonesia dalam rangka kunjungan ke kampus, menggandeng Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin dalam menyelenggarakan seminar terkait inovasi-inovasi baru sektor pertanian yang dibarengi dengan perkembangan teknologi dan modernisasi masyarakat. Bertempat di lantai 1 Aula Faperta Unhas, seminar yang dihadiri mahasiswa aktif hingga alumni pertanian itu dilaksanakan pada Selasa pagi, pukul 9.00 WITA hingga selesai (30/8/2022).

Perusahaan yang secara aktif sebagai produsen benih dan pestisida global itu memilih kampus Unhas bukan tanpa maksud. Tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah agar dapat menjembatani terjalinnya kerja sama antara Fakultas Pertanian Unhas dengan Syngenta Indonesia.

Dekan Fakultas Pertanian Unhas, Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc menyambut baik maksud dari Syngenta Indonesia, terutama saat Syngenta Indonesia menawarkan peluang kerja bagi lulusan pertanian dan magang bagi mahasiswa aktif.

 

Dekan Fakultas Pertanian Unhas (Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc) 

“Saya rasa ini adalah kesempatan yang sangat bagus sehingga nanti jika ada mahasiswa yang ingin magang atau alumni pertanian Unhas yang ingin bekerja di Syngenta, itu akan lebih mudah untuk mereka,” ujar Prof Salengke

Tak luput, ia juga melihat secara visioner tentang solusi apa saja yang dapat dikembangkan pada sepuluh hingga dua puluh tahun kedepan jika pertanian dikelolah secara inovatif dengan dibekali pengetahuan dan pemanfaatan teknologi. Beliau optimis bahwa pengelolaan secara optimal dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi saat ini.

“Mudah-mudahan kegiatan kita hari ini dapat memberikan kita gambaran seperti apa peluang yang ada, yang kira-kira dapat dilakukan untuk membantu pertanian bukan hanya di Sulawesi Selatan, tapi juga di Indonesia,” tambahnya sebelum membuka kegiatan secara resmi.

 

Head of Business Sustainability, Midzon L I Johannis mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah sektor paling tua dan profesi petani adalah profesi paling tua di muka bumi ini. Menurutnya, siapapun dapat memiliki profesi apapun, tetapi sektor pertanianlah yang menyiapkan pangan untuk mereka. Itulah pentingnya sektor pertanian dan petani.

Meski demikian, Midzon menunjukkan kekhawatirannya terhadap masalah-masalah pertanian yang terjadi saat ini. Contoh masalah pertanian saat ini adalah berkurangnya lahan pertanian, sehingga harus meningkatkan produktifitas dari lahan yang terbatas serta tanah pertanian yang harus menyesuaikan diri dengan iklim yang sangat rendah akibat climate change (perubahan cuaca) yang disebabkan oleh global warming (pemanasan global).

“Pak prof tadi mengatakan bahwa puluhan tahun kedepan penduduk bumi akan mencapai 9 miliar orang, saat ini sudah 8 miliar orang. Sekarang sudah banyak rumah, ruko, tanggul, perumahan, dan lahan pertanian semakin menyusut sehingga mari kita membangun ideologi untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya yang semakin sedikit ini,” kata Midzon.

Oleh karena itu, melalui program “Syngenta Goes to Campus,” Midzon ingin para lulusan dan calon lulusan pertanian untuk tidak berpikir bahwa lulusan pertanian hanya akan bekerja di suatu wilayah kecil, ia mengajak mereka untuk membentuk pola pikir bahwa lulusan pertanian bekerja untuk menghidupi kebutuhan pangan masyarakat dunia. Lebih lanjut, Midzon menjelaskan tentang cara kerja perusahaan Syngenta, kelebihan produksi, hingga fasilitas penunjang penelitian yang mereka miliki.

“Kita ingin agar dunia ini bertumbuh dengan cara berkelanjutan, kita ingin berkolaborasi dengan siapa saja untuk membangun pertanian di dunia. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan pangan petani,” tuturnya lagi.

Letran Silalahi selaku Head of Human Resources di Syngenta Indonesia, meyakini bahwa para lulusan pertanian dapat membawa pertanian ke arah yang lebih baik dengan catatan bahwa mereka harus mampu bekerja dengan baik sebagai individu maupun sebagai tim.

Ia menambahkan bahwa Syngenta sebagai salah satu perusahaan agribisnis terbesar di dunia dan telah hadir di 100 negara tersebut membutuhkan talenta yang beragam, baik itu beragam dari segi pemahaman, pengalaman, dan pengetahuan tanpa dibatasi gender.

“Ini merupakan salah satu projek kita, bagaimana kita bisa menghasilkan talenta-talenta muda berkualitas dengan semakin banyaknya peralatan pertanian yang dapat digunakan dan dikembangkan,” ungkap Letran.

Adapula tujuan diadakannya kegiatan tersebut menurut Letran adalah agar lulusan-lulusan muda pertanian dapat bergabung dengan Syngenta, bersama mengatasi masalah-masalah dalam sektor pertanian secara global dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin-pemimpin sektor pertanian di masa depan.