Menanam Kelor untuk Mencegah Stunting, Bupati Maros Sambut Baik Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian Unhas
Kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu agenda dari rangkaian kegiatan menuju Dies Natalis Unhas ke-66 memilih Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros sebagai lokasi pengabdian pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Mengambil tema “Ayo Tanam Kelor untuk Masyarakat Sehat dan Cegah Stunting,” Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian (Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc) itu disambut baik Bupati Maros (H.A.S Chaidir Syam, S.IP., M.H) dan masyarakat setempat.|
Dekan Faperta Unhas tidak menyangka akan mendapatkan sambutan langsung dari Bupati Maros dan mendapat antusias penuh dari masyarakat desa. Ia membeberkan bahwa Faperta Unhas terus mengupayakan untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi berbagai masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
“Ide ini sebenarnya muncul baru sekitar 3 minggu yang lalu. Kami mencoba memahami apa yang bisa kami berikan sebagai bagian dari pertanian yang dapat membantu masyarakat sekitar, lalu muncullah ide pengabdian masyarakat menanam kelor ini. Ada sekitar 1.500 batang kelor yang akan kami tanam dan bagikan kepada warga untuk masing-masing ditanam di halaman,” tambahnya.
Prof Salengke juga mengungkapkan bahwa penanaman batang kelor merupakan langkah pertama, sedangkan langkah kedua akan dilakukan setelah batang kelor tumbuh menjadi pohon utuh untuk dilakukan penyuluhan kembali tentang cara pengolahannya. Hal ini dilakukan agar masyarakat Desa Toddopulia dapat memanfaatkan daun kelor sebagai sumber pendapatan masyarakat seperti di beberapa tempat di Indonesia.
Chaidir Syam memberikan apresiasi penuh atas pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Desa Toddopulia. Ia menuturkan bahwa penderita stunting pada anak di Kabupaten Maros sangat tinggi yaitu berada di angka kedua tertinggi setelah Kabupaten Jeneponto, sehingga target yang ingin ia capai saat ini adalah memenuhi gizi masyarakat terutama anak-anak.
“Kita semua berharap mudah-mudahan dengan kita menanam kelor, kita dapat memanfaatkan pekarangan kita secara baik apalagi ternyata kelor ini gizinya sangat tinggi,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan batang kelor oleh Dekan Fakultas Pertanian Unhas kepada Bupati Maros dan perwakilan warga secara simbolis sebelum kemudian dilakukan penanaman batang kelor yang dapat disaksikan langsung oleh warga.
Prof. Dr. Ir. Farid, M.Si selaku dosen pertanian, dalam kesempatan yang sama memberikan penyuluhan kepada warga terkait penanaman hingga manfaat yang terkandung di dalam tanaman kelor. Ia menjelaskan bahwa pembudidayaan kelor sangat penting dilakukan mengingat banyaknya kandungan gizi di dalam kelor sehingga dapat mencegah stunting.
“Vitamin A dalam kelor 4 kali lebih banyak dari wortel, vitamin B dalam kelor 4 kali lebih banyak dari ragi, kemudian vitamin C dalam kelor 7 kali lebih banyak dari buah jeruk, dan vitamin E dalam kelor 3 kali lebih banyak dari gandum. Proteinnya 2 kali lebih banyak daripada susu dan kedelai dan kandungan zat besinya 25 kali lebih banyak dari bayam,” jelas Prof Farid.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan tentang manfaat-manfaat lain yang dapat dirasakan ketika mengonsumsi kelor seperti menurunkan tekanan darah, gula darah, mencegah kanker, menguatkan rahim, hingga dimanfaatkan sebagai masker wajah. Terakhir, Prof Farid memberikan instruksi langsung tentang cara menanam batang kelor dengan memanfaatkan polybag agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pos-pos Terbaru
- Fakultas Pertanian Unhas Bersama PT. Eratani Gelar Kuliah Umum Bertajuk Eratani’s Journey in Revolutionizing Agriculture
- Sukses Gelar Grand Opening Lahan Budidaya Smart Farming, PPK Ormawa Mahatani Unhas Canangkan Wujud Nyata Pengabdian Totalitas Tanpa Batas
- Sambut Mahasiswa Baru 2024, Dekan Faperta : Fakultas Pertanian Unhas Menduduki Peringkat 4 Besar Secara Nasional
- PPK Ormawa Mahatani Unhas Terapkan Sistem Drip Fertigasi Gravitasi Bersama KWT Kerabat
- Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unhas Selenggarakan Simposium Internasional Kolaborasi Indonesia, Jepang, dan Malawi